Menyayangi Orang-Orang Yang Lemah dan Miskin
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ خَلَقَ الخَلَائِقَ بِقُدْرَتِهِ، وَأَقَامَ الدَلَائِلَ عَلَى وَحْدَانِيَتِهِ، فَأَجِيْبُوْا دَاعِيَ اللهِ، وَآمِنُوْا بِهِ، وَسَابِقُوْا إِلَى جَنَّتِهِ، يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَيُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ، أَحْمُدُهُ – سُبْحَانَهُ -، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَسَابِغِ نِعْمَتِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، مُقِرًّا بِوَحْدَانِيَتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، قَامَ بِحَقِّ دَعْوَتِهِ، وَقَامَ لِلَّهِ بِحُجَّتِهِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ السَادَةِ عِتْرَتِهِ، وَأَصْحَابِهِ الغُرِّ المَيَامِيْنِ خَيْرِ أُمَّتِهِ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَارَ عَلَى نَهْجِهِ وَسُنَتِّهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا مَزِيْدًا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، يَوْمَ يَوَدُّ المَرْءُ لَوْ يَفتَدِي بِبَنِيْهِ وَصَاحَبَتِهِ، وَأَخِيْهِ وَفَصِيْلَتِهِ.
أَمّا بَعْدُ:
Ibadallah,
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar bertakwa kepada Allah. Bertakwalah kepada Allah! Karena dunia ini pasti berlalu. Sedangkan akhirat adalah kekal. Berbekallah di tempat yang fana ini untuk kehidupan yang kekal. Orang-orang sebelum kalian telah pergi meninggalkan dunia ini. Demikian juga dengan Anda sekalian, juga akan meninggalkannya. Mereka meninggalkan keluarga, harta, dan tempat tinggal. Dan Anda sekalian juga akan meninggalkannya. Mereka berlalu dari semua yang ada, kalian juga akan berlalu. Kedudukan mereka sesuai dengan amalan mereka, kalian juga akan mendapatkan hal yang sama. Mereka dimintai tanggung jawab, dan kalian pun akan dimintai tanggung jawab.
Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah, bersegeralah dalam beramal, akan datang kepada kalian apa yang telah dijanjikan. Pada hari ditiupnya sangkakala, saat orang-orang dibangkitkan dari kuburnya, apa yang tersimpan dalam hati diungkapkan, dan rahasia-rahasia diperlihatkan.
﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ (68) وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُم بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (69) وَوُفِّيَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَّا عَمِلَتْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِمَا يَفْعَلُونَ﴾
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing). Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS:Az-Zumar | Ayat: 68-70).
Kaum muslimin,
Di akhir tahun ini, orang-orang berjrih payah wukuf di Arafah bermuhasabah. Mereka merenungkan keadaan hisab, menguntungkan atau merugikan. Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaknya ia bersyukur kepada Allah dan menambahkan perbekalannya. Karena sebaik-baik perbekalan adalah ketakwaan. Barangsiapa yang kurang amalnya, hendaknya ia mawas diri. Jangan terus-menerus dalam keadaan tersebut. Bertaubatlah kepada Allah. Jadikan masa sekarang ini lebih baik dari masa yang lalu. Dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.
Ya Allah, jadikan keadaan kami sekarang lebih baik dari apa yang telah kami lewati. Dan masa yang akan datang lebih baik dari sekarang. beri kami taufik untuk beramal shaleh. Jauhkan kami dari fitnah-fintah yang zahir maupun yang batin. Dan satukanlah kalimat kaum muslimin di atas kebenaran dan petunjuk. Ya Allah, berilah kemuliaan pada Islam dan kaum muslimin. hinakanlah kebatilan, musuh-musuh dan agama mereka.
Ma’asyiral muslimin,
Dalam melihat keadaan umat kita saat ini, perlu kita renungi firman Allah ﷻ,
﴿إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ﴾
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS:Ar-Ra’d | Ayat: 11).
Kaum muslimin dahulu selalu membebaskan suatu wilayah dengan berdzikir kepada Allah. Dan mereka tidak mendirikan satu negara pun kecuali dengan manhaj Allah. Mereka tidak pernah memerangi suatu daerah dalam keadaan lalai dari Allah dan berpalign dari jalan Allah yang lurus. Mereka tidak pernah merugikan hak seorang hamba Allah pun.
Ma’syiral muslimin,
Permasalahan muhasabah adalah suatu pembahasan yang panjang. Namun hal itu kana mudah apabila disertai tekad dan niat yang ikhlas.
Pada kesempatan kali ini, kita berbicara tentang keadaan umat kita. Tentang sebagian kelompok dari umat ini. Melihat tentang hak-hak mereka. Kelompok ini –atas izin Allah- merupakan pintu yang mengantarkan pada pertolongan. Dibukanya pintu rezeki. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad ﷺ:
«وهل تُنصَرُون وتُرزَقون إلا بضُعفائِكم»
“Bukankah kamu ditolong dan diberi rezeki karena orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. al-Bukhari).
Ayyuhal muslimun,
Sifat lemah adalah sesuatu yang menempel pada setiap manusia. Manusia itu diciptakan dari keadaan lemah. Dan menuju lemah juga akhir perjalanan hidup mereka. Demikianlah sunnatullah pada kehidupan manusia di dunia ini. Mereka mesti melewati fase lemah. Dan butuh kepada orang lain.
Bagi orang yang berpikir, melihat keadaan manusia ini saja sudah cukup jadi pelajaran. Melihat bagaimana manusia tumbuh berangsur-angsur. Mereka lahir dalam keadaan lemah dan butuh orang lain yang memperhatikan dan mengurus mereka. Setelah tumbuh besar, Allah anugerahkan kepada mereka kekuatan. Agar mereka membalas budi kepada orang-orang yang perhatian dan mengurus mereka. Kemudian manusia dikembalikan kepada keadaan lemah lagi atau tua.
﴿اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِن بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ﴾
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS:Ar-Ruum | Ayat: 54).
Ibadallah,
Jika demikian, orang yang memiliki pemikiran yang baik, akan memperhatikan mereka yang dalam keadaan lemah. Mereka yang dalam keadaan lemah dalam waktu yang panjang.
Siapa yang ingin merasakan keadaan lemah, maka hendaknya ia mengingat keadaan seorang bayi. Seorang anak yang lemah. Merasakan sebagai orang tuanya. Yang mendekat dan menundukkan diri untuknya. Para orang tua ini takut meninggalkan mereka menghadapi hari-hari. Kerasnya kehidupan. Kasarnya orang-orang yang mereka harapkan. Terhalanginya mereka dari orang yang menjadi tempat bersandar. Mereka berharap seorang pelindung menggantikan posisi orang tua mereka. Melindungi mereka dengan kebaikan dan kasihnya.
﴿وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا﴾
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 9).
Saudara-saudaraku yang saya cintai,
Lemah dan orang-orang yang lemah adalah suatu sebutan yang tak memiliki batas. Mereka adalah kelompok yang tak terbatas. Orang-orang yang lemah adalah mereka yang memiliki kebutuhan tapi tidak mampu menunaikannya. Mereka adalah dari kalangan orang-orang fakir, miskin, orang yang sakit, orang asing, musafir, anak-anak yatim, dan janda-janda. Mereka juga orang-orang yang butuh sedekah dan infak. Orang-orang yang dizhalimi. Pegawai-pegawai yang memiliki hak. Orang-orang yang ditimpa musibah dan pengungsi. Mereka orang-orang yang tidak mampu memperoleh hak mereka secara mandiri. Mungkin karena mereka lemah. Bisa juga karena kuatnya orang yang zhalim yang memiliki kekuasaan, dll.
Ada pula orang-orang yang lemah secara fisik. Atau lemah secara akal. Atau lemah dalam keadaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang lemah karena mereka tak memiliki kekuatan berhadpan dengan orang besar yang zhalim. Orang yang lemah adalah orang yang tidak memiliki kemampuan mengambil hak-hak mereka. Juga menghilangkan kezhaliman dari mereka.
Ma’asyiral muslimin,
Apabila Anda menginginkan penjelasan lebih mendalam tentang jenis-jenis orang yang lemah dan sifat-sifat mereka, renungkan ayat-ayat Alquran dan hadits-hadits Nabi ﷺ berikut ini:
Allah ﷻ berfirman,
﴿وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ﴾
“kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 266).
﴿وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا﴾
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 9).
Allah ﷻ juga berfirman,
﴿فَإِن كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ﴾
“Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 282).
﴿لَّيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ﴾
“Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya.” (QS:At-Taubah | Ayat: 91).
﴿وَمَا لَكُمْ لَا تُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَخْرِجْنَا مِنْ هَذِهِ الْقَرْيَةِ الظَّالِمِ أَهْلُهَا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا وَاجْعَل لَّنَا مِن لَّدُنكَ نَصِيرًا﴾
“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 75).
Firman-Nya yang lain,
﴿فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانتَصِرْ﴾
“Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)”.” (QS:Al-Qamar | Ayat: 10).
Dan firman-Nya,
﴿وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا﴾
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS:Al-Kahfi | Ayat: 28).
Di dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda,
« أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لأَبَرَّهُ»
“Maukah kalian aku kabarkan tentang penduduk surge? Mereka adalah setiap orang yang lemah dan dianggap lemah oleh manusia. Tapi jika mereka bersumpah atas nama Allah, pasti Allah mengabulkannya.” (HR. al-Bukhari).
Dalam riwayat selain al-Bukhari:
«ألا أُخبِرُكم بخيرِ عبادِ الله: الضعيفُ المُستضعَف ذو الطِّمرَيْن لا يُؤبَهُ له، لو أقسمَ على اللهِ لأبرَّه»
“Maukah kalian aku kabarkan tentang hamba Allah yang terbaik? Mereka adalah orang yang lemah dan dianggap lemah. Hanya memiliki dua pakaian yang telah using. Dan tidak dianggap orang. Tapi, jika mereka bersumpah, Allah tidak akan menolaknya.”
Nabi ﷺ bersabda,
«أيُّكم أمَّ الناسَ فليُخفِّف؛ فإن فيهم الضعيفَ والسقيمَ وذا الحاجة»
“Siapa saja di antara kalian yang memimpin manusia, maka permudahlah. Karena pada mereka terdapat orang yang lemah, yang sakit, dan yang berkebutuhan.” (HR. Muslim).
Beliau ﷺ juga bersabda,
« اللَّهُمَّ إِنِّي أُحَرِّجُ حَقَّ الضَّعِيفَيْنِ : الْيَتِيمِ ، وَالْمَرْأَةِ»
“Ya Allah! Sesungguhnya saya menyatakan haram (kepada umat Muhammad untuk melalaikan) hak dua orang yang lemah: anak yatim dan wanita.” (hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Makna dari kata Uharriju (Arab: أُحرِّجُ) adalah menemui kesulitan. Artinya dosa bagi mereka yang menyia-nyiakan hak kedua golongan ini.
Nabi ﷺ juga bersabda,
«السَّاعي على الأرملةِ والمسكينِ كالمُجاهدِ في سبيلِ اللَّهِ»
“Orang yang membantu janda-janda dan orang-orang miskin seperti berjihad di jalan Allah.”
Beliau juga mengatakan,
«كالقائمِ لا يفتُرُ، وَكالصَّائمِ الذي لا يُفطِرُ»
“Seperti orang yang shalat semalaman dan berpuasa setiap hari.” (Muttafaqun ‘alaih).
Beliau ﷺ juga mengajarkan doa:
« اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِن غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ»
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Dan tidaklah seseorang diberlakukan sewenang-wenang kecuali ia dalam kondisi lemah.
وفي حديثٍ صحيحٍ صريحٍ: «لا قُدِّسَت أمَّةٌ لا يُعطَى الضَّعيفُ فيها حقَّه غيرَ مُتعْتعٍ».
“Tidak disucikan sekolompok orang yang tidak memberi hak orang-orang lemah, padahal ia dalam keadaan yang tidak kacau menakutkan.”
Ma’asyiral muslimin,
Karena semua alasan ini, kemudian agar supaya umat ini mendapat pertolongan, diluaskan rezekinya, diberkahi usahanya, dan disatukan kalimatnya, Rasulullah ﷺ bersabda,
أَبْغُونِي ضُعَفَاءَكُمْ، فَإِنَّكُمْ إِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُم
“Senangkanlah aku dengan bersegera membantu orang-orang yang lemah kalian. Kalian hanya diberikan rezeki dan ditolong karena orang-orang lemah kalian.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Dari hadits ini kita dapat memetik pelajaran:
Pertama: Nabi ﷺ bersabda, “Senangkanlah aku”.
Maksdunya adalah carilah cintaku, kedekatan denganku, dan ridhaku dari orang-orang lemah di antara kalian. Lihatlah keadaan mereka. Perharianlah terhadap mereka. Jaga hak-hak mereka. Perbaguslah ucapan dan perbuatan terhadap mereka. Senangkan hati mereka. Karena Nabi ﷺ adalah seorang yang menanggung beban orang lain dan menolong serta sebagai wakil dalam kebenaran.
Nabi ﷺ mengunjungi orang-orang yang lemah. Membesuk mereka yang sakit. Melayat jenazah-jenazah mereka. beliau bagaikan musim semi bagi anak-anak yatim. Sandaran bagi para janda yang suami mereka wafat dalam peperangan. Beliau berdoa untuk kebaikan mereka. dan beliau ﷺ berjalan bersama para janda dan orang-orang miskin hingga beliau tunaikan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Kedua: sabda beliau ﷺ “Kalian hanya diberikan rezeki dan ditolong karena orang-orang lemah kalian.” Dalam riwayat al-Bukhari, “Bukankah kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian.”
Dan Imam al-Bukhari telah membuat bab khusus tentang permasalahan ini. beliau menusli sebuah bab dalam shahihnya “Bab Siapa yang Menolong Orang yang Lemah dan Orang Shaleh dalam Peperangan”.
Para ulama mengatakan, “Tidak selayaknya seseorang menganggap remeh permasalahan orang-orang lemah dalam permasalahan jihad dan sebab kemenangan. Demikian juga tentang sebab datangnya rezeki dan pekerjaan.”
Mengapa? Mengapa pertolongan Allah itu datang melalui perantara orang-orang lemah? Mengapa rezeki dapat diperoleh lantaran orang-orang yang dianggap lemah?
Karena kemenangan dan rezeki itu datangnya dari Allah. Bukan karena sebab usaha fisik semata. Ada sebab-sebab abstrak yang berpengaruh besar.
Orang-orang yang lemah, yang tidak memiliki kemampuan dan kekuatan. Mereka tidak memiliki harta dan jabatan sebagai sandaran. Namun mereka adalah orang lemah yang mengetahui ilmu agama. Meyakininya dengan sepenuh keyakinan. Mereka yakin bahwa kecukupan, rezeki, dan pertolongan ada di tangan Allah. Mereka berada dalam puncak kelemahan. Hati-hati mereka lebur dan hanya kepada Allah saja mereka mengadu. Mereka yakin dan bersandar hanya kepada Allah. Hanya kepada-Nyalah mereka berharap. Pertolongan Allah dan rezeki dari-Nya pun datang. Hal yang tidak mampu didatangkan orang-orang yang mampu.
Allah bukakan kemenangan, rezeki, kebaikan, ketenangan, dan keberkahan bagi orang-orang yang mampu dari jalan yang tak pernah mereka bayangkan. Dan Allah memiliki pasukan-pasukan di langit dan di bumi. Dialah pemilik kerajaan semuanya. Segala urusan dibawah kendali-Nya. Semua dibawah kekuasaannya. Dialah Tuhan yang berhak untuk disembah.
Manusia hanya melihat sebab-sebab yang konkret saja. Mereka mengandalkan kekuataan, keberanian, ucapan, dan aksi untuk mendapatkan rezeki. Yang demikian adalah pandangan yang sempit. Sebuah cara pandang terhadap sesuatu tidak sesuai hakikatnya. Karena sebab-sebab abstrak memiliki pengaruh yang besar. Yakni kuatnya tawakal, sempurnanya rasa percaya, dan jujurnya dalam permintaan.
Inilah ketakwaan yang tampak pada orang-orang yang lemah. Karena itulah Allah turunkan kemenangan dan rezeki. Allah menolak bahaya, mendatangkan kebaikan, keberkahan, dan kemenangan. Sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh orang-orang yang mampu/kuat.
Sampai-sampai Allah memberikan rezeki kepada orang-orang yang mampu melalui orang-orang lemah dan dianggap lemah. Kemudian Allah menjadikan rezeki mereka yang lemah di tangan orang-orang yang mampu. Orang-orang mampu membantu orang-orang yang lemah. Semua ini terjadi dan kita saksikan bersama
Ibadallah,
Kemenangan itu bersama orang-orang yang lemah. Dan rezeki itu juga bersama mereka. Ini adalah sebuah janji yang tidak sia-sia. Dengan menolong orang-orang lemah dan menjaga hak-hak mereka. Serta baiknya iman orang lemah tersebut, maka tawakal mereka dapat menolak balak, memperluas rezeki, memberkahi harta, amal, umur, dan waktu. Umat ini mendapat kemenangan. Diangkatnya kesedihan. Tentu semua itu atas izin Allah Yang Maha Perkasa.
Barangsiapa membuat mereka nyaman, membantu mereka, memenuhi kebutuhan mereka, melapangkan urusan mereka, mengangkat kesulitan dan kezhaliman yang menimpa mereka, niscaya Allah akan memberi rezeki kepadanya, menolongnya, meneguhkannya, menjaganya, menurunkan keberkahan padanya, dan menambah kebaikan untuknya. Orang-orang yang lemah bukanlah aib pada suatu komunitas. Bahkan mereka menjadi bagian utama. Mereka bisa menjadi sebab kemuliaan, kekuatan, pertolongan, dan kenyamanan.
أعوذُ بالله من الشيطان الرجيم: ﴿وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِم مِّن شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ﴾ [الأنعام: 52].
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim).” (QS:Al-An’am | Ayat: 52).
نفَعَنِيَ اللهُ وَإِيَّاكُمْ بِهَدْيِ كِتَابِهِ، وَبِسُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ، مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَخَطِيْئَةٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ العَلِيِّ فِي قَدْرِهِ، العَزِيْزِ فِي قَهْرِهِ، أَحْمَدُهُ – سُبْحَانَهُ – عَلَى حُلُوِّ القَضَاءِ وَمُرِّهِ، وَأَسْأَلُهُ الإِعَانَةَ عَلَى حُسْنِ عِبَادَتِهِ وَذِكْرِهِ وَشُكْرِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ تَقُوْمُ السَمَاءُ وَالأَرْضُ بِأَمْرِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ دَعَا إِلَى اللهِ فِي سِرِّهِ وَجَهْرِهِ، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ قَامُوْا بِأَمْرِ اللهِ، وَبَذَلُوْا الغَالِي وَالنَفِيْسَ فِي عِزِّ دِيْنِ اللهِ وَنَصْرِهِ وَنَشْرِهِ، وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا لَيْلٌ سَجَى، وَنَهَارٌ أَضْحَى، وَجَادَ سَحَابٌ بِقَطْرِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ..:
Kaum muslimin,
Agama Islam melindungi dan menolong orang-orang lemah. Agama ini memiliki perhatian besar terhadap mereka. orang-orang yang lemah dari kalangan orang fakir, miskin, orang tua, orang yang terzhalimi, janda-janda, anak-anak yatim, orang-orang asing dan musafir. Mereka adalah tanggung jawab dari pemerintah. Umat Islam adalah umat kasih sayang dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Orang-orang lemah adalah sebab datangnya rezeki, penjagaan dari Allah, kebaikan, keberkahan, kemenangan, dan bersatunya hati. Tidak halal menyakiti mereka dan menzhalimi hak-hak mereka.
Ma’asyiral muslimin,
Sungguh negeri yang penuh berkah ini (Arab Saudi) memiliki peranan besar dalam dakwah Islam dan membantu urusan kaum muslimin. Negeri ini bersama dengan orang-orang lemah dan memerlukan bantuan. Tidak hanya terbatas pada kawasan nasional atau regional, tapi internasional. Negeri ini memiliki upaya nyata dalam menyatukan kalimat kaum muslimin di atas manhaj yang benar dan moderat. Negeri ini berusaha senantiasa berdampingan dengan masyarakat. Karena berpijak pada asas agama yang hanif ini.
Semoga Allah melanggengkan keamanan, keimanan, dan kemuliaan negeri ini. Semoga Allah senantiasa menjaga stabilitasnya, mempersatukan kalimat rakyat dan pemimpinnya. Semoga Allah senantiasa membimbinganya dengan politik yang bijaksana. Dan mengarahkannya dengan penuh berkah. Dalam hal mengatur perekonomian. Dan mengatur hal yang kecil maupun yang besar.
Ma’asyiral muslimin,
Betapa indahnya tatkala rakyat menaati aturan-aturan dan arahan-arahan permerintahnya. Apabila rakyat dapat memahami dan berusaha memahaminya.
Harta itu tidaklah menimbulkan kecintaan hakiki. Karena sifat orang-orang munafik adalah jika diberi mereka ridha. Jika tidak mendapatkan bagian mereka marah.
Bertakwalah kepada Allah. Syukurilah nikmat Allah atas kalian niscaya Dia akan menambahkannya. Waspadailah jangan sampai Anda merendahkan orang-orang miskin dengan melanggar hak-hak mereka. Cukuplah seseorang dikakatan berbuat jahat ketika ia merendahkan saudaranya sesama muslim.
اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya.” (HR. Muslim dan selainnya).
هذا وصلُّوا وسلِّمُوا على الرحمةِ المهداة، والنعمةِ المُسداة، نبيِّكُم محمدٍ – صلى الله عليه وسلم -؛ فقد أمرَكم بذلك ربُّكم، فقالَ – عزَّ قائلاً عليمًا -: ﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56].
اللهم صلِّ وسلِّم وبارِك على عبدِك ورسولِك: نبيِّنا محمدٍ النبيِّ الأُمِّيِّ، الحبيبِ المُصطَفى، والنبيِّ المُجتَبَى، وعلى آله الطيبين الطاهِرِين، وعلى أزواجِه أمهاتِ المؤمنين، كما صلَّيتَ على إبراهيم وعلى آلِ إبراهيم، إنك حميدٌ مجيد.
وارضَ اللهم عن الخلفاءِ الأربعةِ الراشدين: أبي بكرٍ، وعُمر، وعُثمان، وعليٍّ، وعن الصحابة أجمعين، والتابعين ومن تبِعَهم بإحسانٍ إلى يوم الدين، وعنَّا معهم بعفوِك وجُودِك وإحسانِك يا أكرم الأكرمين.
اللهم أعِزَّ الإسلام والمسلمين، اللهم أعِزَّ الإسلام والمسلمين، اللهم أعِزَّ الإسلام والمسلمين، وأذلَّ الشرك والمُشركين، واخذُل الطغاةَ والملاحِدَة، وسائرَ أعداءِ المِلَّة والدين.
اللهم آمِنَّا في أوطاننا، اللهم آمِنَّا في أوطاننا، وأصلِح أئمَّتَنا وولاةَ أمُورِنا، واجعَل اللهم ولايتَنَا فيمن خافَك واتَّقاك واتَّبَع رِضاكَ يا رب العالمين.
اللهم وفِّق إمامَنا وولِيَّ أمرنا بتوفيقِك، وأعِزَّه بطاعتك، وأَعلِ به كلمَتَك، واجعَله نُصرةً للإسلامِ والمسلمين، ووفِّقه ونائبَيه وإخوانَه وأعوانَه لما تُحبُّ وتَرضَى، وخُذ بنواصِيهم للبِرِّ والتقوَى.
اللهم وفِّق ولاةَ أمورِ المسلمين للعملِ بكتابِك، وبسنةِ نبيِّك محمدٍ – صلى الله عليه وسلم -، واجعَلهم رحمةً لعبادِك المؤمنين، اللهم واجمَع كلمتَهم على الحقِّ والهُدَى والسنةِ يا رب العالمين.
اللهم أصلِح أحوالَ المُسلمين، اللهم أصلِح أحوالَ المُسلمين في كل مكانٍ، اللهم واحقِن دماءَهم، واجمَع على الحقِّ والهُدى والسنَّة كلمتَهم، وولِّ عليهم خيارَهم، واكفِهم أشرارَهم، وابسُط الأمنَ والعدلَ والرخاءَ في ديارهم، وأعِذهم من الشُّرور والفتَن ما ظهرَ منها وما بطَن.
اللهم من أرادَنا وأرادَ دينَنا وديارَنا وأمنَنا وأمَّتنا وولاةَ أمْرنا وعلماءَنا وأهلَ الفضل والصلاح والاحتِساب منَّا ورجالَ أمننا وقوَّاتنا ووحدتَنا واجتماعَ كلمتنا بسوء، اللهم فأشغِله بنفسِه، اللهم فأشغِله بنفسِه، واجعَل كيدَه في نحرِه، واجعَل تدبيرَه تدميرًا عليه يا قويُّ يا عزيز.
اللهم انصُر جنودنا، اللهم انصُر جنودنا المُرابِطين على الحدود، اللهم سدِّد رأيَهم، وصوِّب رميَهم، وشُدَّ أزرَهم، وقوِّ عزائِمَهم، وثبِّت أقدامَهم، واربِط على قلوبِهم، وانصُرهم على من بغَى عليهم، اللهم أيِّدهم بتأييدك، وانصُرهم بنصرك، اللهم احفَظهم من بين أيديهم، ومن خلفهم، وعن أيمانهم، وعن شمائلهم، ومن فوقهم، ونعوذُ بك اللهم أن يُغتالُوا من تحتهم، اللهم ارحَم شُهداءَهم، واشفِ جرحَاهم، واحفَظهم في أهلهم وذريَّاتهم، إنك سميعُ الدعاء.
اللهم يا وليَّ المؤمنين، اللهم يا وليَّ المؤمنين، ويا ناصر المستضعفين، ويا غِياث المُستغيثين، يا عظيمَ الرجاء، ويا مُجيرَ الضعفاء، اللهم إن لنا إخوانًا مُستضعَفين مظلُومين في فلسطين، وفي سُوريا، وفي بُورما، وفي أفريقيا الوُسطى، وفي ليبيا، وفي العِراق، وفي اليمن، ونخُصُّ أهلَنا في حلَب، اللهم قد مسَّهم الضُّرُّ، وحلَّ بهم الكَربُ، واشتدَّ عليهم الأمرُ، تعرَّضُوا للظلم والطغيان، والتشريدِ والحِصار، سُفِكَت دماؤُهم، وقُتِّلَ أبرياؤُهم، ورُمِّلت نساؤُهم، ويُتّمَ أطفالهُم، وهُدِّمَت مساكنُهم ومرافِقُهم.
اللهم يا ناصر المستضعفين، ويا مُنجِيَ المؤمنين اللهم انتصِر لهم، وتولَّ أمرَهم، واكْشِف كربَهم، وارفع ضُرَّهم، وعجِّل فرَجَهم، وألِّف بين قلوبهم، واجمَع كلمتَهم، ومُدَّهم بمَدَدِك، وأيِّدهم بتأييدِك.
اللهم عليك بالطُّغاة الظالمين ومن شايَعَهم، ومن أعانَهم، اللهم فرِّق جمعَهم، وشتِّت شملَهم، ومزِّقهم كلَّ مُمزَّق، اللهم واجعَل تدميرَهم في تدبيرهم يا رب العالمين.
اللهم عليك باليهود الغاصِبين المُحتلِّين، فإنهم لا يُعجِزونك، اللهم وأنزِل بهم بأسَك الذي لا يُردُّ عن القومِ المُجرمِين، اللهم إنا ندرَأُ بك في نُحورِهم، ونعوذُ بك من شُرورهم.
اللهم اغفِر لنا ذنوبنا، اللهم اغفِر ذنوبنا، واستُر عيوبنا، ونفِّس كروبَنا، وعافِ مُبتَلانا، واشفِ مرضَانا، وارحَم موتَانا.
﴿رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ﴾ [الأعراف: 23]، ﴿رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ﴾ [البقرة: 201].
عباد الله:
﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾ [النحل: 90].
فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/4276-menyayangi-orang-orang-yang-lemah-dan-miskin.html